Sunday, July 8, 2012

Tanda Suami Sudah Siap Menjadi Seorang Ayah

Ketika seorang pria telah berani mengambil komitmen untuk berkeluarga, berarti dia juga siap untuk bertanggung


 Memiliki anak membutuhkan komitmen dan tanggung jawab yang besar dan tidak semua pria siap melakukannya, bahkan walaupun Anda sudah resmi menikah sekalipun. Untuk meyakinkan Anda bahwa pasangan siap akan komitmen besar tersebut, lihat dulu tanda-tanda pria yang sudah siap menjadi sosok seorang ayah, seperti yang dikutip dari Madam Noire berikut ini:


1. Memiliki Tanggung Jawab

Memiliki anak adalah tanggung jawab terbesar bagi kebanyakan pria. Untuk mengetahui apakah pasangan Anda telah siap memiliki momongan, Anda bisa melihatnya dari segala komitmen dan tanggung jawab yang telah dia lakukan selama ini. Karena bagi pria yang telah siap berkomitmen terhadap keluarga, tanggung jawab bukanlah hal yang asing.


2. Memiliki Hewan Peliharaan

Cara lain untuk melihat pasangan Anda bertanggung jawab, bisa melalui cara dia memelihara hewan peliharaannya. Mungkin terdengar simpel, namun dengan mengetahui cara dia bertanggung jawab terhadap makhluk hidup lain, seperti memberi makan setiap hari, memandikannya, bermain dengan peliharaannya dan lain-lain akan memperlihatkan komitmennya akan suatu hal.


3. Mengatur Keuangan

Seorang pria akan menjadi ayah dan suami yang bijaksana jika dia bisa mengatur keuangannya dengan baik. Menabung atau melakukan investasi serta memiliki rencana kedepan, bukannya malah menghabiskan uang untuk gadget terbaru yang sebenarnya tidak dibutuhkan.


4. Suportif

Seorang pasangan yang harmonis adalah mereka yang bisa memberikan dukungan di setiap kesempatan, baik itu dukungan strategis, emosional atau masalah keuangan. Pria akan menjadi ayah yang baik ketika mampu menyeimbangkan antara sifat maskulin dan feminitas pada saat yang tepat, yaitu bersikap kuat dan optimis saat melakukan sesuatu dan bisa menjadi pria yang lembut saat Anda membutuhkan perhatian.


5. Memiliki sisi yang Lembut

Apakah pasangan Anda adalah orang yang lembut, menyukai perdamaian, dan memiliki banyak teman? Jika iya, dia berpotensi untuk menjadi ayah yang baik. Dengan pribadi yang lembut dan menyenangkan seperti itu, pasangan akan mengajarkan anak untuk menjadi pribadi yang kuat serta memiliki kesabaran pada saat yang sama.


6. Keterampilan Untuk Mengatur

Pasangan yang suka mengatur, adalah salah satu tanda bahwa dia siap memiliki seorang anak dan akan menjadi ayah yang baik. Dia akan memperhitungkan segala kebutuhan anak bahkan sebelum anak itu lahir, dan mengarahkan anak untuk tumbuh dalam koridor yang benar dan terarah.


7. Dia Sudah Menjadi Ayah yang Baik

Ketika seorang pria telah berani mengambil komitmen untuk berkeluarga, berarti dia juga siap untuk bertanggung jawab atas segala resiko kedepan. Menjadi seorang ayah adalah pekerjaan yang membutuhkan komitmen tinggi, tanpa bayaran, bonus dan harus dilakukan sepanjang hari bahkan selamanya. Ketika dia siap memiliki anak, berarti dia juga siap menjadi ayah yang hebat. Untuk itu, kerjasama dan dukungan Anda sebagai pasangan akan membuatnya siap untuk menghadapi hal apapun.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Friday, July 6, 2012

Menikah Muda Tak Selalu Berakhir dengan Air Mata

Cari bala bantuan untuk atasi masalah. Jangan mudah percaya, jangan percaya satu atau dua orang," sarannya.


Menikah muda di zaman sekarang ini kerap diidentikkan dengan kegagalan. Padahal tak semua pernikahan di usia muda berakhir dengan air mata. Wanita yang menikah di usia 19 tahun ini misalnya, hidup bahagia bersama suami dan tiga anaknya.


Putri, itulah nama wanita tersebut. Dia menikah saat baru lulus kuliah dan usianya baru 19 tahun. Wanita berkulit putih ini dinikahi Dio, pria yang sudah memacarinya selama 2,5 tahun.


"Gue mau nikah karena sudah yakin sama pasangan. Pasangan sudah settle dan ada dukungan juga dari orangtua," tuturnya. Ketika menikah, suami Putri sudah bekerja di sebuah stasiun televisi. "Dia juga dari keluarga baik-baik, salatnya rajin, pekerja keras dan gue bisa bayangin gimana masa depan gue sama dia," tambah Putri.


Persiapan pernikahan Putri dan Dio terbilang cepat. Dio melamarnya tidak lama setelah ia lulus kuliah. Hanya dalam waktu tiga bulan setelah lamaran, pernikahan digelar pada 18 September 2004. Saat itu usia Dio, 26 tahun.


Sebulan setelah menikah, Putri dinyatakan hamil. Hamil di usia muda tidak menjadi kendala berarti untuknya. Yang justru jadi kesulitannya ketika anak pertamanya sudah lahir. Putri merasa saat itu dirinya tidak cukup mencari informasi bagaimana membesarkan anak.


"Akhirnya gue cuek saja, kasih makanan instant," kata Putri yang setelah anak pertama lahir, tidak lama kemudian dia hamil anak kedua. Kondisi itulah yang membuatnya cukup kerepotan. "Untungnya banyak yang bantu, kalau dulu sendirian, nggak sanggup," ujar wanita yang enam bulan lalu melahirkan anak ketiganya itu.


Selama menjalani pernikahannya dengan Dio, Putri tak menemui kendala berarti. Usianya yang saat itu baru 19 tahun juga tak mendatangkan masalah.


Hanya saja, menurut Putri, dia sempat merasakan ketidaknyamanan di awal-awal pernikahannya. "Mungkin dulu gue nggak terlalu siap punya anak, masih pengin ini-itu. Teman-teman masih pada ngumpul, ke kampus, mall, gue ngurusin anak," tuturnya.


Putri juga mengaku sangat bosan dengan kesehariannya sebagai ibu rumah tangga. Sempat terpikir untuk bekerja, namun setelah berpikir siapa yang akan menjaga anak-anak, niat itu diurungkannya.


Untuk mengatasi segala perasaan tidak enaknya itu Putri memilih bicara dengan suami dan ibunya. Kalau kebosanan melanda dia juga akan mencari aktivitas seperti berselancar di dunia maya dan menulis blog.


Permasalahan lainnya yang sempat ia rasakan di awal pernikahan adalah kondisi keuangan rumah tangga yang boros. Sebagai istri, saat itu dia belum bisa mengatur keuangan dengan baik. Namun kini seiring perjalanan waktu dan pengalaman serta banyak belajar, dirinya sudah mulai mahir mengurus keuangan rumah tangga dan anak.


Apa yang dilakukan Putri di atas sesuai dengan saran dari psikolog Anna Surti Ariani,S.Psi.M.Si. Menurutnya kalau memang seseorang memutuskan menikah muda, harus memahami dan menerima risikonya.


"Hadapilah semua risiko tersebut dengan matang dan dewasa. Apapun yang terjadi bertahanlah, apalagi kalau sudah punya anak," kata Anna saat berbincang dengan wolipop Jumat (29/6/2012).


Langkah Putri bicara dengan suami dan ibunya juga sama dengan pendapat Anna. Kata psikolog lulusan Universitas Indonesia itu, ketika menghadapi masalah, orang yang menikah muda perlu mencari bantuan dari orang lain.


"Cari bala bantuan untuk atasi masalah. Jangan mudah percaya, jangan percaya satu atau dua orang," sarannya.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Sunday, July 1, 2012

alasan pria jarang bilang i love you

Pria jarang mengungkapkan sayang karena merasa bahwa Anda sudah tahu akan hal itu dan tidak perlu diungkapkan terus-menerus


Wanita lebih pandai mengekspresikan diri melalui kata-kata daripada pria. Oleh sebab itu, pria jarang mengungkapkan perasaan mereka secara langsung walaupun hanya bilang 'i love you'. Namun, wanita sering 'memaksa' pasangan untuk mengatakannya.


Agar tidak terjadi pertengkaran karena hal sepele seperti ini, ada baiknya Anda mengetahui alasan pria jarang mengungkapkan sayang. Simaklah lima alasan berikut yang dipaparkan Bold Sky.


1. Bukan Suatu Keharusan

Bagi Anda, pasangan begitu spesial sehingga Anda tidak pernah lupa mengucapkan 'i love you' sebelum berpisah. Jika terlalu sering, hal itu akan menjadi kebiasaan yang aneh. Mengungkapkan sayang bukanlah sebuah keharusan. Lebih baik cari momen yang tepat untuk berkata demikian supaya suasana semakin romantis.


2. Merasa Anda Sudah Tahu

Pria jarang mengungkapkan sayang karena merasa bahwa Anda sudah tahu akan hal itu dan tidak perlu diungkapkan terus-menerus. Hubungan yang langgeng tidak hanya sekadar mengatakan 'i love you' sepanjang waktu, tapi bagaimana membina hubungan agar makin baik ke depannya. Maka dari itu, jangan marah atau ngambek ketika dia jarang mengucapkan kata sayang.


3. Terdengar 'Palsu'

Kata-kata itu akan terdengar 'palsu' kalau Anda selalu mengatakan 'aku cinta kamu' sebelum tidur atau setiap ingin berpisah. Hal itu pula yang membuat pasangan jarang mengatakannya karena mereka tidak mau dicap sebagai pria perayu oleh kekasihnya.


4. Ingin Anda Merasa Lebih Bahagia

Ini juga salah satu alasan si dia mengapa hampir tidak pernah mengatakan cinta saat pacaran. Selain tidak ingin terdengar palsu, mengatakan 'i love you' di depan orang lain suatu waktu bisa membuat Anda lebih bahagia. Jangan hanya mendengar dari mulutnya saja, Anda perlu bukti apakah pasangan benar-benar mencintai Anda?


5. Ini Bukan Tugas atau Beban Anda

Bagi yang sedang menjalin hubungan asmara, tidak berarti pria yang selalu 'pertama' dalam melakukan berbagai hal. Begitu juga saat mengatakan cinta. Ketika seorang pria mengatakan 'aku mencintaimu' pasti Anda merasa sangat spesial, tapi bagaimana kalau ucapan itu berlaku setiap hari? Rasa tersebut bisa pudar dan menjadi hal yang biasa saja.


Published with Blogger-droid v2.0.4